Senin, 10 November 2008

Jenis Teknik Film Animasi

JENIS TEKNIK FILM ANIMASI

A. Berdasarkan Materi Film Animasi

1. Film Animasi Dwi-Matra (Flat Animation)

Jenis film animasi ini seluruhnya menggunakan bahan paper yang dapat digambar di atas permukaannya. Disebut juga film animasi gambar sebab hampir semua objek animasinya melalu runtun kerja gambar. Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan di atas bidang datar atu papar. Beberapa jenis film animasi Dwi-Matra adalah:

a. Film Animasi ‘Sel’ (Cel Techique)

Jenis film animasi ini merupakan teknik dasar dari film animasi kartun (cartoon animation).

Teknik animasi ini memanfaatkan serangkaian gambar yang dibuat di atas lembaran plastic tembus pandang, disebut ‘sel’ (cel). Figur animasi digambar sendiri-sendiri di atas sel untuk tiap perubahan gambar yang bergerak, selain itu ada bagian yang diam, yaitu latar belakang (background), dibuat untuk tiap adegan, dibuat memanjang lebih besar daripada lembaran sel. Lembaran sel dan latar diberi lubang pada salah satu sisinya, untuk dudukan ‘standard page’ pada meja animator sewaktu digambar, dan meja dudukan sewaktu dipotret.

Teknik yang memanfaatkan lembaran sel merupakan suatu pertimbangan penghematan gambar, dengan memisahkan bagian dari obyek animasi yang bergerak, dibuat beberapa gambar sesuai kebutuhan; dan baian yang tidak bergerak, cukup dibuat sekali saja.

b. Film Animasi Potongan (Cut-Out Animation)

Jenis film animasi ini termasuk penggunaan teknik yang sederhana dan mudah. Figur atau objek animasi dirancang, digambar pada lembaran kertas lalu dipotong sesuai dengan bentuk yang telah dibuat dan diletakkan pada sebuah bidang datar sebagai latar belakangnya. Pemotretan dilakukan dengan menganalisis langsung tiap gerakan dengan tangan, sesuai dengan tuntunan cerita.

Dengan teknik yang sederhana, gerak figure atau obyek animasi menjadi terbatas sehingga karakternya pun terbatas pula. Karakter figure dibuat terpisah, biasanya terdiri dari tujuh bagian yang berbeda: kepala, leher, bada, dua tangan dan dua kaki. Untuk menggerakkan dan menghidupkan karakter, pemisahan itu bias disesuaikan tergantung dari tuntutan cerita, bias dibuat kurang dari bagian tadi atau lebih.

c. Film Animasi Bayangan (Silhoutte Animation)

Seperti halnya pertunjukan wayang kulit, jenis film animasi ini menggunakan cara yang hamper sama, figure atau obyek animasi berpa bayangan dengan latar belakang terang, karena pencahayaannya berada di belakang layar.

Teknik yang dipakai sama dengan film animasi potongan, yaitu figure digambar lalu dipotong sesuai dengan bentuk yang digambar dan diletakkan pada latar di meja dudukan kamera untuk dipotret. Bedanya di sini, kertas yang dipakai tidak seperti animasi potongan, bahan kertas berwarna atau diberi warna sesuai dengan kebutuhan, sedangkan film animasi bayangan seluruhnya menggunakan bahan kertas berwarna gelap atau warna hitam, baik itu figure atau obyek animasi lainnya.

d. Film Animasi Kolase (Collage Animation)

Yang selalu berhubungan dengan jenis film animasi ini adalah sebuah teknik yang bebas mengembangkan keinginan kita untuk menggerakkan obyek animasi semaunya di meja dudukan kamera. Teknik ini cukup sederhana dan mudah dengan beberapa bahan yang bisa dipakai: potongan Koran, potret, gambar-gambar, huruf atau penggabungan dari semuanya. Gambar dan berbagai bahan yang dipakai, disusun sedemikian rupa lalu diubah secara berangsur-angsur menjadi bentuk susunan beru, di mana tiap perubahan penempelan dipotret dengan kamera menjadi suatu bentuk film animasi yang bebas.

e. Penggambaran Langsung pada Film

Tidak seperti film animasi lainnya, jenis film animasi ini menggunakan teknik pengambaran obyek animasi dibuat langsung pada pita seluloid baik positif atau negative, tanpa melalui runtun pemotretan kamera “stop frame”, untuk suatu kebutuhan karya seni yang bersifat pengungkapan. Atau yang bersifat percobaan/ eksperimen, mencari sesuatu yang baru.

2. Film Animasi Tri-Matra (Object Animation)

Secara keseluruhan, jenis film animasi Tri-Matra menggunakan teknik runtun kerja yang sama dengan jenis film animasi Dwi-Matra, bedanya obyek animasi yang dipakai dalam wujud Tri-Matra. Dengan memperhitungkan karakter obyek animasi, sifat bahan yang dipakai, waktu, cahaya dan ruang.

Untuk menggerakkan benda Tri-Matra, walaupun itu mungkin, tapi cukup sulit untuk melaksanakannya karena sifat bahan yang dipakai mempunyai ruang gerak yang terbatas. Tidak seperti jenis film animasi gambar, bebas melakukan berbagai gerakan yang diinginkan.

Berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan, termasuk dalam jenis animasi ini adalah:

a. Film Animasi Boneka (Puppet Animation)

Obyek animasi yang dipakai dalam jenis film animasi ini adalah boneka dan figur lainnya, merupakan penyederhanaan dari bentuk alam benda yang ada, terbuat dari bahan-bahan yang mempunyai sifat lentuk (plastic) dan mudah untuk digerakkan sewaktu melakukan pemotretan bingkai per bingkai, seperti bahan kayu yang mudah ditatah atau diukir, kain, kertas, lilin, tanah lempung dan lain-lain, untuk dapat menciptakan karakter yang tidak kaku dan terlalu sederhana.

b. Film Animasi Model

Objek animasi Tri-Matra dalam jenis film ini berupa macam-macam bentuk animasi yang bukan boneka dan sejenisnya, seperti bentu-bentuk abstrak: balok, bola, prisma, piramida, silinder, kerucut dan lain-lain. Atau bentuk model, percontohan bentuk dari ukuran sebenarnya, seperti bentuk molekul dalam senyawa kimia, bola bumi dan lain sebagainya.

Bentuk obyek animasi sederhana, penggunaanya pun tidak terlalu rumit dan tidak banyak membutuhkan gerak, bahan yang dipakai terdiri dari kayu, plastic keras, dan bahan keras lainnya yang sesuai dengan sifat karakter materi yang dimiliki, tetapi tidak berarti bahan lentuk tidak dipakai.

Disebut juga film animasi ‘non-figur’, karena keseluruhan cerita tidak membutuhkan tokoh atau figure lainnya. Jenis film animasi ini hanya bersifat menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan umum.

c. Pixilasi (Pixilation)

Jenis film animasi Tri-Matra yang memakai figure manusia sebagai obyek animasi.

Pixilasi adalah suatu teknik pemotretan dimana manusia berbuat atau melakukan sesuatu adegan seperti boneka, sama halnya yang dilakukan dalam filmn animasi pada umumnya. Sang animator mengatur beberapa orang dalam posisi yang dikehendakinya, lalu dipotret tiap gerakan demi gerakan dalam kerangka yang tepat, menadi suatu rangkaian gerakan yang serasi.

B. Berdasarkan Proses Produksi Film Animasi

1. Film Animasi Klasik (Classic Animation)

Jenis Film animasi yang menggunakan teknik film animasi gambar sel (cell animation), teknik tertua yang digunakan dalam industry film animasi. Jenis film animasi ini mulai berkembang sekitar tahun 1930-an ketika Walt Desney merintis film animasinya. Jenis film animasi yang sudah memiliki perencanaan dan proses gambar cukup matang untuk menjai sebuah film animasi yang terkontrol dalam pelaksanaan proses produksinya. Sementara jenis film animasi lain masih dalam proses eksperimen atau dikerjakan secara amatiran.

Namun, jenis film animasi ini terasa sangat rumit dan memakan waktu dan ongkos produksi yang sangat benyak, sehinggan sangat diharapkan dari film-film animasi yang diproduksinya menjadi sangat monumental dan bersifat abadi karena akan ditonton terus-menerus dari generasi ke generasi dan tak lekang oleh waktu perubahan zaman, seperti beberapa buah film produksi Walt Disney: “sleeping Beauty”, “Snow White”, “Cinderella”, “Pinokio” dan lain-lain.

Meskipun demikian proses produksi dari jenis film animasi ini menjadi acuan pada beberapa jenis film animasi, terutama yang berkaitan dengan dunia usaha industry film animasi.

2. Film Animasi Stop-Motion (stop-Motion Animation)

Beberapa teknik animasi yang berhubungan dengan teknik shooting (rekam) film animasi langsung termasuk dalam kategori jenis film animasi ini, seperti cut-out animation (film animasi boneka) dan lain-lain. Karena inti dari proses produkasi film animasi ini adalah menganalisis langsung gerak animasi yang dihentikan sesaat pada saat merekam gambar suatu obyek.

Meskipun industry film ini sudah cukup matang, namun dalam proses produksinya masih dibutuhkan tingkat imajinasi animator dalam menganalisis gerak frame by frame gerak suatu obyek dengan tepat dan alamiah (natural), sehingga kemungkinan kegagalan dalam menciptakan gerak atau perbedaan hasil kerja dari apa yang direncanakan dan diharapkan masih cukup besar di sini.

Dalam dunia industry, jenis film animasi gerak-henti yang cukup berkembang adalah film animasi malam (clay animation) dan film animasi boneka (puppets animation), seperti “Chickens Run”, “James and The Giant Peach” serial TV “Deadmatch Celebrity” di MTV dan lain-lain.

3. Film Animasi Komputer/ Digital (Digital Animation)

Sesuai dengan perkembangan zaman, memasuki dunia kmputer atau digital, film animasi pun banyak mengalami perkembangan pesat di dunia computer. Banyak industry film animasi memanfaatkan teknologi computer untuk memproduksi filmnya, karena banyak memberikan kemudahan dalam mengembangkan imajinasi lebih luas dan jauh dari jangkauan pemikiran rasio manusia, namun dapat diwujudkan dalam suatu bentuk visual relita yang logis dapat diterima akal, meskipun hanya hidup di dunia maya.

Umumnya film animasi yang memanfaatkan teknologi computer ini dapat dikategorikan sebagai jenis film animasi computer atau digital animation, meskipun sebagian kerja dilakukan dengan cara manual, seperti menggambar animasi membuat model dan lain-lain. Dengan demikian, yang termasuk dalam kategori ini adalah film animasi digital 2 Dimensi/ Dwi-matra dan film animasi digital 3 Dimensi/ Tri-Matra (3D Animation).

Film animasi 2 digital 2D (Dwi-matra), umunya sebagian besar dikerjakan secara manual, seperti membuat key-animasi, in between dan clean-up. Adapula beberapa gambar back-ground dibuat secara manual hingga sampai pewarnaan (painting), lalu kemudian dipindahkan ke program digital. Hingga saat ini perusahaan film yang menggunakan teknik film animasi sel, beralih proses produksi pada teknik animasi digital. Meskipun proses produksinya sama, akan tetapi beberapa teknik produksi seperti proses pewarnaan (coloring) pada obyek animasi, perekaman gambar hingga proses editing, lebih banyak menggunakan teknik komputerisasi ini. Contoh animasi digital 2D adalah: serial “The Odd Parents”, “Power Puff Girl” dan lain-lain

Film animasi digital 3D (Tri-Matra)/ 3D Animation, hamper seluruh bagian proses produksi animasi dikerjakan di computer, seperti membuat model, member material tubuh, mengerakkan atau menganimasikan obyek, dan membuat setting lingkungannya, rendering dan lain-lain. Contoh: “Toy Story”, “Bug Life”, “The Incredibles”, “Chicken Little” serial “Jimmy Neutron” dan lain-lain.

Referensi: Buku "The Making of Modelling 3D Studio Max"

3 komentar:

A. Richie S. mengatakan...

keren,MIl...Blog-mu....
tambahain tutorial-tutorial buat bikin animasi...

richie ^^

Bagus mengatakan...

Bagus mba,terusakan. Ni bagus,kinjungi web saya ya mba

www.maubelar.com

Bagus mengatakan...

Maaf salah ketik,

www.maubelajar.com